Awan kelabu menyeruak tutupi cerah langit
Aku yang biasa sungkan untuk bicara tiba tiba tergerak, tersentak keambisiusan setelah ribuan bola air turun dari surga
kompak turun basahi bumi di tengah kemarau panjang
Panjang namun terhenti saat kalian hadir ditengah hiruk pikuk masalah hidup yang enggan berakhir
Datang dengan segala pengertian dan kemakluman tanpa keluh
Aku di utara kau di selatan
hubungan kita terpisah kutub
namun erat meski tanpa medium
terikat kuat oleh jembatan rendah hati
bukan kesombongan diri
Kini ketika umur bertambah tinggi
jangan pernah jenuh tuk pahami
Karna dihidupku yang cuma satu
ku pilih kalian diantara mereka
dan siap membuka diri
Kalian bukan belahan jiwa
kalian jiwa yang utuh
karna jiwa tidak di belah
tapi bersua dengan jiwa lain yang searah
Pegang tangan ku tapi jangan terlalu erat
karna aku ingin seiring bukan digiring
bersama kita susun rapi batu mimpi dengan fondasi mantap dan terikat semen yang kuat
senyata bulan di pembuka candra
Kalian bukan kiriman kalian anugerah
akan kupertaruhkan semua untuk apa yang kuanggap benar
mencintai kalian adalah kebenaran tertinggi ku
kebimbangan tak pernah hadir karna ku tau yang kumau
dan yakin yang kuingin
Aku tak mau jarak
Aku muak dengan selisih
bersama kita remangkan perbedaan
Aku, kamu, dia, kami, kalian, kita kekal abadi dalam ikatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar