Sabtu, 22 November 2014

Kau adalah kesalahan



Saat kedekatan menjadi harapan
Dan bilang aku adalah jawaban atas semua pertanyaan
Alasan segala hal terbaik bagi mimpi-mimpi
Kekuatan saat kau sendiri meragu
Buat cinta yang tadi rendah mulai meninggi lewati batas normal
Lalu meluruh seperti candu
Buatku terpaku tak berkutik dengan premismu
Melesat ku ke dimensi khayal dan coba meramal
Kau yang kini datang membuka luka dengan rengek kehausan
Ajak ku mandi cinta main perasaan
Yang tak lama akan menjauh perlahan
Dengan jutaan alasan setelah ku sembuhkan
Dahaga cintamu yang meronta gila
Sirna saat habis manisku

Ketakutan muncul bagai penyelamat
Perannya yang menjadi pembatas
Sadarkan bahwa cintaku yang hanya berupa pikiran
Cuma bisa menerka tanpa sanggup alami kecewa
Karena ku yakin apa yang kuingin, tau yang kutuju
Akan kupertaruhkan semua untuk apa yang kuanggap benar
Dan kau bukan kebenaran
Kau adalah kesalahan

Ketidakpastian



Aku disini yang kau buat berharap
Tapi kekosongan yang ku dapat
Terombang ambing dalam ke tak pastian
Aku yang kau angkat lalu kau gantung malam ini
Hanya terlamun dalam jenuh keadaan yang tak terjelaskan
Sendiri sepi diterpa terluka oleh senja lalu terhimpit pengap gelap
Saat ini bagai bunga layu tanpa cahaya
Bujuk dengan sedikit harap belas kasihmu
Tuk kembali rawat dengan kau bawaku ke tempat terang
Beriku sedikit air juga sebuah kejelasan dan biarkanku tetap hidup

Tak perlu pikir panjang
Aku rela tumbuh dalam semak belukarmu nan sederhana 
Tanpa tuntut banyak pupuk tuk buatku besar dan cantik
Yang ku butuh hanya seorang dengan cinta kasih sayang
Sedikit air dan setitik berkas cahaya tuk jaga agar tetap hidup

Kini bunga itu hampir mati sesak dalam erat dekapanmu
Menunggu kau lepas dan mengerti kan semua harapnya
Atau kau pupus khayal bunga itu
Dan biarkannya putus asa menunggu mati

Untitled



Ku tutup semua kemungkinan, hilangkan, buang dan lupakan
Coba hindari, jaga keadaan jauh darimu
Yang saat ini kucoba tuk ku asingkan

Kini tak ada dilema
Gema keraguan hilang
Tak perlu pikir lama, cukup bilang “tidak” tuk lenyapkan ingatan,
Khayalan juga angan-anganyang ku buat dan ku hias penuh ketelitian

Ku mau malam panjang ini segera berakhir
Karena terang sang bulan merangsang otak tuk ulas memori kita
Tentang kita yang berbeda, tentang kita yang tak sama, tentang kita yang akan berakhir

Ku mau gelap cepat berganti terang
Karena hangat sang fajar mampu luluhkan hati, 
Lemahkan perasaan, palingkan cintaku yang terpaku 
Dalam disatu sisi kayu cintamu

Kita yang lemah karena tak mampu atasi perbedaan
Aku yang paling lemah karena membisu saat kau tanya kepastian
Dan sangat lemah saat beri pengertian
Juga sebuah kejelasan lewat pesan singkat
Sebuah curahan hati yang tak terungkap
Kita selesai

Tahu Diri



Ambisi milikimu tiba-tiba melemah
Agresifku seketika menjinak
Cinta itu melunak tak sekokoh dulu
Kau yang ku tuju perlahan menjauh pupuskan harapan

Jurang perbedaan yang tak dijembatani sebuah rangkai kepercayaan 
Jadi penghalang obsesi yang dulu menggebu-gebu
Ketidak berdayaan tuk imbangi hidupmu
Ketidak mampuan tahan sakit hati cemburu jadi alasan nyata buatku mundur dan menyerah

Gelap itu renung
Dalam pengap sang hitam ku putus semua tali kenangan kita
Ku tinggal, ku lepas dan coba lari menuju terang tanpa kebahagiaan
Tanpa kesenangan tanpa buih kesenangan
Sedih sendiri tak bisa berbagi

Sadar! Pikir! Yang harus ku lakukan kini hanyalahbulatkan tekad lupakanmu
Teguhkan hati tahan perasaan
Karena mulai hari ini kucoba palingkan perasaanku dan coba mencintainya
Dia yang sepadan
Karena cintanya tak seperti cintamu yang buatku lemah

Hopeless



Perjalanan cintaku tak temui titik terang
Yang ku jumpai hanya sebuah jurang keputus-asaan
Dihantui bayang-bayang kegagalan
Di sana ku menjerit histeris teriris kesakitan
Coba menahan luka yangsemakin lama menyayat lebih dalam

Cintamu duri, sayangmu racun
Perhatianmu sampah, senyummu busuk
Aku masih diam tertunduk bendung air mata
Ratapi kebodohan mencintaimu
Kekeliruan terima perhatianmu
Dan penyesalan balas senyummu

Aku wanita kuat yang kau pecundangi
Aku pemenang yang kau kalahkan
Aku yang terbaik tapi dia yang kau juarakan

Sekejap kau remukkan tekadku yang mencoba bangkit                                                   
Bawaku jatuh dalam dimensi mimpi kelam
Celupkanku dalam lubang kekecewaan
Aku kembali tertunduk

Kini lututku tertekuk, mengangkat tangan lalu bersuara melas
Dengan kekuatan terakhir ku berharap Tuhan selamatkanku
Atau kirim malaikat tuk jemputmu dengan kematian
Dan akhiri keteraniayaan ini